Selasa, 05 Juli 2016

Apa itu Webometric?

Webometric adalah…
Peringkat Webometric, atau juga dikenal sebagai Ranking Web of Universities, adalah sistem peringkat untuk universitas-universitas di dunia berdasarkan pada gabungan indikator yang memperhitungkan baik volume maupun isi Web, visibilitas dan dampak dari publikasi web sesuai dengan jumlah pranala luar yang diterima. Peringkat ini diterbitkan oleh Cybermetrics Lab, sebuah kelompok peneliti dari Dewan Peneliti Nasional Spanyol (Inggris: Spanish Nationan Research Council (CSIC)) yang berlokasi di Madrid.
Tujuan dari Peringkat ini adalah untuk meningkatkan kehadiran akademik dan institusi peneliti di Web dan juga mempromosikan hasil publikasi ilmiah terbuka. Pemeringkatan ini dimulai pada tahun 2004 dan diperbarui setiap Januari dan Juli. Sampai saat ini pemeringkatan telah mencakup lebih dari 24.000 Institusi Perguruan Tinggi di seluruh dunia.

Metodologi Penilaian
Data dikumpulkan antara tanggal 1 dan 20 Januari atau Juli, tergantung pada edisi. Setiap variable diperoleh setidaknya dua kali selama periode tersebut dan nilai maksimum dipilih untuk mengurangi kesalahan atau error. Ketidakstabilan pada search engine sangat tinggi sehingga angka dapat berbeda dan tidak mudah ditiru jika pencarian dilakukan kemudian hari. Info pada google berdasarkan pada daerah geografis(contoh: pencarian pada google.co.id akan menampilkan laman dari Indonesia), sehingga google.com digunakan, Bahasa Inggris sebagai bahasa antarmuka dan Madrid (Spanyol) sebagai lokasi. Akan tetapi, Google Scholar sangat stabil dan dan link penyedia informasi juga sangat handal. Publikasi terakhir dilakukan sekitar akhir Januari atau Juli, biasanya setelah tanggal 28.
Angka yang dipublikasikan adalah PERINGKAT, dimaksudkan untuk menampilkan kinerja individu, tetapi bukan nilai yang digunakan dalam perhitungan. Pada peringkat universitas Webometric, terdapat 4 Peringkat yaitu Presence RankImpact RankOpenness Rank, dan Excellence Rank. Karena masalah teknis beberapa perubahan telah dilakukan:
  • Mengenai PRESENCE. Total jumlah web, menurut Google, tidak termasuk file pdf. Bobot : 10%
  • Mengenai VISIBILITY/IMPACT. Nilai ini diperoleh dengan mendapatkan kembali nilai yang lebih besar dari dua penyedia inlinks (tautan dari sebuah situs menuju situs orang lain) yaitu ahrefs & Majestic. Bobot: 50%
  • Mengenai Openness. Jumlah total file pdf berdasarkan Google. Bobot: 10%
  • Mengenai Excellence. Jumlah artiket-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking. Bobot: 30%
  • Kriteria mengenai Visibility. Untuk menghindari keputusan subjektif, Webometric mengadopsi kriteria kuantitatif. Apabila terdapat universitas yang melakukan kecurangan seperti membeli link untuk menaikkan jumlah link atau membuat banyak link ke halaman web universitas menggunakan sistem yang mempromosikan pembajakan, obat-obatan terlarang, pornografi dan terorisme maka universitas tersebut akan diberi nilai 0(peringkat ditandai 99999).
  • Kriteria mengenai Openness. Apabila jumlah koleksi file pdf berjumlah lebih dari sepertiga dari ukuran total(jumlah item) dari webdomain tersebut maka indicator Openness akan ditandai 99999 dan nilai baku untuk perhitungan indukator gabungan akan menjadi 0.

Sumber :
https://lightofpandora.wordpress.com/2016/06/14/apa-itu-webometric/

4ICU

4 Internal Colleges & Universities (4ICU)
4ICU adalah suatu search engine dan direktori yang melakukan penilaian berdasarkan kepopuleran situs yang dimiliki oleh 11.000 perguruan tinggi di seluruh dunia yang telah terakreditasi dan tersebar dalam 200 negara.
Dalam hal ini, yang dimaksud sebagai perguruan tinggi yang terakreditasi adalah sebagai berikut:
  • Telah resmi diakui, memiliki ijin atau telah diakreditasi oleh badan-badan nasional atau regional seperti kementerian pendidikan atau organisasi pendidikan tinggi yang berwenang.
  • Berhak memberikan gelar sarjana atau pascasarjana dalam empat tahun.
  • Melakukan kegiatan pembelajaran secara umum dengan bertatap muka, program dan kursus.
Metodologi Penilaian
Universitas dan College diranking secara eksklusif oleh 4icu.org University Web Ranking. Peringkat ini telah dipublikasikan sejak Mei 2005. Sejak itu metodologi penilaian telah diatur secara periodik untuk memberikan hasi yang lebih baik.
Pemeringkatan sekarang didasarkan pada algoritma dengan memasukkan 4 web metric independen dan objektif dari 3 search engine yang berbeda :
  • Google Page Rank
  • Alexa Global Rank
  • Majestic Referring Subnets
  • Majestic Trust Flow
Langkah penilaian :
  1. Pengumpulan data metric dilakukan dalam hari yang sama untuk menghindari perubahan data yang tidak tentu serta memaksimalkan perbandingan data.
  2. Penggunaan filter untuk mengidentifikasi keberadaan data yang nilainya sangat jauh dari data lain yang ada (data outliers).
  3. Review data dari Alexa Traffic Rank, untuk menyeleksi perguruan tinggi yang masih menggunakan subdomain sebagai halaman utama yang resmi.
  4. Data webmetric kemudian dinormalisasikan pada skala 0-100 dengan mempertimbangkan perhitungan logaritma alami dari Google Page Rank dan Alexa Traffic Rank, serta hasil normalisasi dari data Majestic SEO.
  5. Nilai normalisasi dari ketiga data tersebut digabungkan dan kemudian dirata-rata untuk menghasilkan nilai akhir dan peringkat perguruan tinggi.
Tujuan dari situs ini adalah untuk memberikan sebuah perkiraan peringkat popularitas Universitas dan College berdasarkan popularitas situs dari masing-masing Universitas. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa internasional dan staf akademik untuk memahami bagaimana popularitas sebuah Universitas/College di luar negeri. Oleh karena itu, 4ICU tidak dapat sepenuhnya digunakan sebagai kriteria utama untuk memilih Perguruan Tinggi karena bukan cerminan dari kualitas pendidikan dari Perguruan Tinggi tersebut.
Peringkat Universitas
Jika sebelumnya sudah dijelaskan tentang metodologi penilaian, yuk lihat peringkat universitas terbaik di Indonesia dan di dunia.
Dari gambar table diatas universitas di Amerika Serikat menguasai hampir 20 peringkat Universitas TOP di dunia berdasarkan 4ICU dengan no.1 diduduki oleh MIT ( Massachusetts Institute of Technology). MIT memang terkenal sebagai salah satu universitas terbaik di dunia dengan sederet alumni seperti Kofi Annan (Mantan Sekretaris Jenderal PBB), Buzz Aldrin (Astronot Apollo 11) dan sejumlah penerima medali Nobel. Bagaimana dengan Indonesia?
Berdasarkan 4ICU, Institut Teknologi Bandung meraih peringkat 1 sebagai Universitas Terbaik. Sedangkan Universitas Gunadarma berada pada no. 11 dibawah Universitas Airlangga dan menjadi Universitas Swasta no. 1 berdasarkan 4ICU.

Sumber: 

Kamis, 28 April 2016

Kontroversi yang Berkaitan dengan IT

Permasalahan Seputar Teknologi Informasi di Indonesia.



Teknologi Informasi di Indonesia boleh dibilang bukan barang baru, seiring pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi, komputer, dan konvergensinya (teknologi internet) di seluruh dunia mau tidak mau telah mempengaruhi kita semua. Pemasyarakatan teknologi informasi di Indonesia pun terus berjalan, jika dulu hanya perguruan tinggi tertentu yang memiliki jurusan informatika, kini hampir semua menawarkan, belum lagi perguruan tinggi yang khusus menawarkan program studi komputer dan informatika. Belum lagi jika kursus-kursus komputer yang menjamur di penjuru tanah air dihitung, bisa dikatakan sebagian besar masyarakat kita sudah mengetahui dan memanfaatkan teknologi informasi ini. Pemerintah kita bahkan sudah mengantisipasi sejak jauh hari, terbukti saat kita meluncurkan satelit Palapa A1 tahun 1976, kita menjadi negara keempat di dunia yang memiliki satelit, setelah Uni Soviet (Rusia), Kanada, dan Amerika Serikat
Namun ternyata, semua itu belum cukup mengantarkan kita ke era informasi dan kondisi kita sekarang justru semakin memprihatinkan, terlihat dari indikator-indikator di bawah ini :
1.      Tingkat pemilikan telepon (fixed line) di Indonesia hanya 3,5%, jauh bila dibandingkan negara-negara lain yang rata-rata sudah di atas 10%. Hal ini diperparah dengan tarif telepon (telekomunikasi) yang semakin meningkat, di sisi lain pendapatan perkapita kita menurun setelah dihantam krisis.
2.      Angka pembajakan software di Indonesia yang mencapai 88%, tertinggi ketiga di dunia setelah Vietnam dan RRC
3.      Kejahatan dunia maya (CyberCrime) yang semakin gawat, meliputi kegiatan crackingcarding,dan lainnya. Indonesia adalah negara dengan tingkat kejahatan carding tertinggi kedua setalah Ukraina. Sementara, perundang-undangan mengenai ini belum ada.
4.      Penetrasi internet di Indonesia masih sangat rendah (sekitar 1-2%), apalagi dengan semakin melambungnya tarif jasa telekomunikasi yang masih dimonopoli
Masalah pembajakan, pernah diulas dalam tulisan mengenai HAKI, namun tidak ada salahnya diulas lagi. Pembajakan sudah terjadi sejak awal diperkenalkannya teknologi komputer pribadi (PC) di Indonesia. Adaptasi PC di Indonesia yang 'terpaksa' menggunakan model PC rakitan (dulu disebut jangkrik), yang lebih murah, dan tentunya perangkat lunak yang digunakan pun yang bajakan, karena lebih murah (nyaris gratis), dan tinggal dikopi saja. Praktik ini menjadi umum karena kurangnya kesadaran para praktisi yang lebih tahu waktu itu (penulis pun baru menyadari kalau software itu harus dibeli setalah membaca majalah komputer luar negeri), kurang peduli terhadap HaKI (hak cipta) karena belum ada peraturannya, belum adanya teknologi alternatif yang memadai (Macintosh dan Unix jauh lebih mahal daripada DOS/Windows), dan terakhir mahalnya harga software asli karena kurang agresifnya vendor yang underestimate terhadap pasar Indonesia sehingga berkesan membiarkan pembajakan untuk promosi .
Kalau sekarang sudah ada alternatif yang memadai (linux/open source), semakin banyaknya kaum terdidik yang melek teknologi, sudah ada peraturan perundangannya, serta vendor mulai 'bangun' tidur, toh pembajakan masih merajalela, apakah sebabnya? Faktor penyebabnya adalah kebiasaan yang membuat semua orang membajak karena sudah terbiasa, semua orang melakukannya, dan lingkaran antara vendor hardware, dunia pendidikan, dan industri yang mengesankan bahwa teknologi tertentu saja yuang dibutuhkan dan harus dikembangkan. Untuk mengatasi pembajakan, harus ada kerja sama yang baik antara vendor hardware (jangan mau memasang software bajakan di produknya), dunia pendidikan (ditekankan bahwa membajak itu haram hukumnya), dan dunia industri (penggunaan teknologi yang tepat guna, jangan sekadar mengekor).
Kegiatan hacking/cracking/carding yang meresahkan, terlepas dari motivasi yang melatarbelakanginya, ketiga kegiatan itu tidak bisa disamaratakan. Masalahnya terletak pada mentalitas tadi, keinginan untuk memperkaya diri dengan cepat, atau menjadi terkenal dengan cepat, atau sekadar menebar teror. Kalau para pejabat melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, apa yang bisa dilakukan opreker biasa?, ya tiga hal di atas tadi.  Yang punya server-server bagus atau kartu kredit itu pasti orang kaya, dan tinggalnya di luar negeri, jadi mereka malah bisa berdalih atas nama patriotisme, Patriotisme sebenarmya baru akan terlihat dengan cara menunjukkan bahwa dunia teknologi informasi kita tidak harus bergantung pada luar negeri. Bikin distro Linux sendiri, bikin aplikasi office yang ada pengecek ejaan bahasa Indonesianya, atau software pendidikan dan produktivitas lain yang berguna bagi orang banyak, itulah patriotisme.
Masalah lainnya, pemerintah kita sepertinya tidak total dalam mengurusi masalah ini. Di satu sisi, ada projek BPPT untuk membuat sistem operasi nasional (WinBI/Software RI), di sisi lain, perundang-undangan Cyberlaw tertunda-tunda, tarif telekomunikasi terus naik, para operator VOIP dan wireless LAN ditangkapi, dan kompetisi di bidang telekomunikasi nampaknya akan mati sebelum dilahirkan. Belum lama ini, DPR mengkhawatirkan Indosat yang dibeli perusahaan asal Singapura (STT...tanpa Telkom), karena konon takut disadap. Nyatanya, dirut Indosat sendiri ngomong bahwa Dephan sama sekali tidak memakai satelit Palapa milik Satelindo (yang 100% sahamnya dikuasai Indosat). Mengapa mereka tidak mengurusi saja UU Cyberlaw atau memikirkan cara menurunkan tarif telekomunikasi yang terus melambung? Ketakutan yang sama terjadi saat Divre V Telkom akan dibeli Indosat (tukar guling dengan Telkomsel), dengan alasan Indosat akan dijual ke pihak asing. cuma menunggu waktu sebelum Telkom mengalami nasib yang sama. Satu-satunya dampak yang terjadi hanyalah kelambatan Indosat masuk ke bisnis fixed line karena seharusnya entry point mereka di wilayah Divre V digagalkan, entah dengan sengaja oleh Telkom atau sebab lain yang lebih tidak masuk akal. Akibatnya, kompetisi di bidang telekomunikasi, khususnya fixed line, nampaknya cuma impian saja. Pihak asing tidak berani masuk karena bisnis seluler lebih menjanjikan, dan tidak ada perusahaan lain yang mempunyai pengalaman sebaik Telkom yang sudah memonopoli bisnis ini selama 30 tahun lebih.
Mengapa dibutuhkan kompetisi? Agar terjadi persaingan sehat dalam memuaskan konsumen, baik dengan pelayanan, harga yang pantas, maupun tenologi yang terunggul. Perhatikan bisnis seluler GSM, yang hanya butuh waktu kurang dari sepuluh tahun untuk melampaui pelanggan fixed line yang membutuhkan waktu 30 tahun lebih itu. Bisnis ini bahkan masih berkembang kala krisis menghantam mulai 1997. Kata kuncinya adalah persaingan sehat, dan itu mampu dilakukan. Sebenarnya masih ada kompetitor potensial untuk Telkom, yaitu PLN. Selama ini memang tidak disadari, bahwa PLN mempunyai basis jaringan kabel yang jauh mengungguli Telkom, dan mencakup seluruh Indonesia, dengan jumlah pelanggan lebih dari 50 juta. Teknologi terkini telah memungkinkan jaringan kabel listrik dijadikan sarana telekomunikasi, dengan investasi hanya sepertiga jaringan fixed line. Masalahnya, PLN belum mendapat lisensi sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi telepon. Entah pihak PLN yang malas mengajukan, atau pemerintah yang cuek terhadap potensi ini. Kondisi idealnya, setiap pelanggan PLN dapat menginstalasi modem PLC (Power Line Communication) untuk dapat memanfaatkan jasa telekomunikasi telepon dan internet melalui jaringan PLN. Bayangkan betapa cepatnya penetrasi fixed line phone dengan cara demikian. Krisis PLN juga bisa teratasi dan bahkan bisa untung, berarti pemerintah tidak usah menyubsidi tarif listrik, masyarakat bisa lebih cepat mendapat sambungan telepon dan internet yang murah, dunia teknologi informasi Indonesia pun bisa terakselerasi. Masalahnya, selain lisensi, adalah kesiapan permodalan dan SDM yang mampu menangani dari PLN, juga budaya perusahaan yang selama ini terbiasa memonopoli bisnis listrik, memasuki kompetisi bidang telekomunikasi melawan operator yang lebih berpengalaman.

Referensi :
http://bebenyaadit.blogspot.co.id/
http://www.oocities.org/imamindrap/articles/masalah_ti.html


Tantangan dalam Perkembangan Teknologi Informatika



Perkembangan teknologi informasi menuntut tenaga ahli yang cerdas dan andal di bidangnya. Program Studi S-1 Teknik Informatika mempersiapkan lulusan yang sigap menjawab tantangan global ini. Mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Informatika (S-1 IT) akan mempelajari konsep ilmu computer science serta implementasi praktis software engineering. Keahlian utama tersebut ditunjang oleh keahlian-keahlian khusus yang dapat diambil sesuai bidang peminatan berikut:
  • Game & Mobile Apps
  • Web & Multimedia
  • Intelligent Computing
  • Network Security
Tantangan pertama, bagaimana menghasilkan berbagai produk-produk teknologi informasi, terutama perangkat lunak, sebagai produk industri dalam negeri Indonesia. Jika dilihat dari sisi kompetensi, maka sebetulnya Indonesia tidak kekurangan tenaga ahli di bidang ini. Tetapi mengapa kita tidak mampu membangun industri perangkat lunak yang handal? Tantangan ini harus dijawab tidak hanya dengan mengandalkan kompetensi teknis di bidang TI, melainkan juga kompetensi untuk mengelola industri atau bisnis TI itu sendiri.

Tantangan kedua, bagaimana memanfaatkan TI untuk dapat memecahkan berbagai persoalan stratejik negara Indonesia ini. Sudah saatnya manajemen negara ini menggunakan teknologi modern untuk membangun good governance dan clean government. TI memiliki potensi untuk ikut serta memecahkan persoalan-persoalan seperti korupsi, penegakan demokrasi, dan sebagainya.

Tantangan ketiga, bagaimana menghasilkan para profesional TI yang tidak hanya mahir “berkomunikasi dengan teknologi”, melainkan juga mahir “berbicara dengan manusia”. Intinya adalah, bagaimana menghasilkan profesional TI dengan hard skills dan soft skills yang seimbang untuk mampu berkiprah di dunia industri TI saat ini dan ke depan.

Apabila lulusan TI di Indonesia tidak memenuhi persyaratan, maka darimana tenaga kerja TI Professional diperoleh? Kemudian apabila perencanaan, pembinaan dan penciptaan SDM TI Professional tidak dilaksanakan dengan baik, maka krisis SDM pelan namun pasti akan terjadi. Bahkan dengan semakin berkembang dan murahnya jaringan komputer global (Internet), maka bursa tenaga kerja semakin terbuka secara global. Selain itu, dengan adanya perdagangan bebas seperti AFTA yang sudah berlaku sejak tahun 2003 lalu akan semakin mengancam lahan pekerjaan balam bidang TI di Indonesia apabila SDM lulusan TI Indonesia tidak persiapkan dengan baik. Sebut saja misalnya India, Korena, China, Singapura, dan lain-lain merupakan raksasa yang sanggup menembus pasar tenaga kerja IT Indonesia ke depan.

Kualitas Internasional
Program Studi S-1 IT menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai institusi serta vendor di tingkat nasional maupun internasional, seperti Cisco Academy, IBM Academic Initiative, dan EC-Council Academia. Kerja sama ini menjadi peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan keahlian praktis yang sesuai dengan perkembangan IT terkini.



  Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi remaja dan pemuda di dalam masyarakat. Namun, dalam kondisi ini tidak semua akan langsung melibatkan atau berbagi pengetahuan tentang penemuan-penemuan terbaru dari teknologi. Karena perkembangan besar teknologi, era ini juga bisa disebut Age of Technology

Dalam pendidikan, dan dunia kerja, teknologi menjadi alat yang paling penting. Remaja dan pemuda saat ini memiliki kehidupan di mana teknologi modern mendominasi komunikasi mereka. Generasi muda hari ini ingin membantu mengubah dunia dan membuatnya menjadi tempat yang lebih baik dan lebih nyaman untuk hidup. Kaum muda ingin menjadi kontributor bagi reformasi ekonomi, peningkatan pelayanan publik dan banyak aspek lain dari masyarakat. Pengaruh dalam kegiatan sehari-hari dari remaja dan pemuda terus meningkat, dan kaum muda dapat menghabiskan banyak waktu dengan menggunakan teknologi modern seperti internet, komputer/laptop, dan ponsel.

Referensi : http://it.maranatha.edu/s-1-teknik-informatika/http://komunikasi.us/index.php/course/2727-pengaruh-perkembangan-teknologi-modern-bagi-masyarakat-khususnya-generasi-mudahttp://bakrie.ac.id/id/berita-bis/121-news-ub/guest-lecture/guest-lecture-bis/749-tantangan-dan-peluang-dalam-perkembangan-teknologi-dan-bisnis-tik

Korelasi Ilmu Budaya Dasar dengan Teknik Industri

 Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Teknik Industri




Semua hal yang ada didunia ini pasti saling berkaitan yang ujung-ujung menuju Ilmu yang paling tinggi. Pada dasarnya hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Teknik Industri sederhananya adalah menjadikan Teknik Industri sebagai Ilmu yang mempunya nilai, budaya dan manfaat yang baik bagi keseimbangan kehidupan manusia. Sebagai contohnya penulis merumuskan:
  1. Dalam proses perindustrian tentu dibutuhkan nilai dan budaya yang baik agar outputnya juga baik.
  2. Dengan menggunakan Ilmu Budaya Dasar maka dimanapun industri berada akan menambah nilai tambah bagi lingkungan manusia.
  3. Ketika sebuah perusahaan mengalami masalah ataupun tantangan, maka disitulah Ilmu Budaya Dasar mulai beraksi, artinya mempunyai peran penting bagaimana etiket yang harus dilakukan agar semua masalah terselesaikan.
  4. Mampu menghasilkan barang-barang industri yang tepat guna bagi seluruh aspek multidimensi kehidupan.
  5. Menghasilkan nilai estetika ketika membuat produk industri, agar nyaman dan indah.
  6. Mempunyai kepedulian terhadap sesama insan yang membutuhkan.
Keterkaitan Ilmu Budaya Dasar dengan Teknik Industri sangat diharapkan demi kelangsungan hidup yang sinergis. Sekali lagi intinya adalah dengan mempelajari Ilmu Budaya Dasar, maka akan terjalin proses yang baik dalam membentuk sebuah peruasahaan industri.

Ilmu Budaya Dasar dengan Teknik Industri  ada kaitannya dengan manfaat dari mempelajari Ilmu Budaya Dasar itu sendiri, salah satunya :

ü  Mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru terutama untuk kepentingan profesi mereka

ü  Mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan kelompok

ü  mengembangkan daya kritis  tentang masalah kemánusiaan dan budaya

ü  agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain

Dan mungkin perlu saya ingatkan kembali bahwa “Ilmu budaya dasar adalah mata kuliah yang membicarakan tentang nilai – nilai, tentang kebudayan dan tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari”

Sedangkan yang dipelajari di Teknik Industri mencangkup/dibagi menjadi :

1.    Sistem Manufaktur
2.    Manajemen Industri
3.    Sistem Industri dan Tekno Ekonomi

Di dalam ketiga bagian tersebut masing-masing bagian mempelajari bagaimana menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya, proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua Bidang Ilmu ini memiliki hubungan yaitu sama – sama mepelajari bagaimana kita menghadapi sebuah lingkungan baru baik itu dilingkungan kerja maupun dilingkungan sekitar, juga mengajarkan kita bagaimana cara kita berkomunikasi dengan lingkungan tersebut agar kita dapat menjalin dan membentuk hubungan yang harmonis antar sesama dengan memiliki bekal Ilmu Budaya Dasar ini. 

Referensi : 
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
  • https://yanayogapratama.wordpress.com/2013/10/07/kebudayaan-ilmu-budaya-dasar-dan-hubungan-ilmu-budaya-dasar-dengan-teknik-industri/
  • http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/05/pengertian-budaya-kebudayaanadat.html
  • http://dwiyanto95.blogspot.co.id/2013/10/ilmu-budaya-dasar-dan-hubungannya.html


Jumat, 08 April 2016

Soal matematika informatif (graph)


  • Apakah graf pada gambar di bawah mempunyai sirkuit Euler? Jelaskan!
A

B
Jawab:
Untuk mengetahui apakah graf A di atas memiliki sirkuit Euler, kita dapat menggunakan suatu teorema yang menyatakan “Jika pseudograf G terhubung dan derajat setiap titiknya mempunyai derajat genap, maka G mempunyai sebuah sirkuit Euler” Untuk itu kita periksa bahwa A terhubung dan derajat setiap titiknya genap. Pertama kita beri label setiap titik dan sisi pada graf A sebagai berikut:

A
Graf A terhubung karena terdapat sebuah lintasan dari titik x dan y jika diketahui sembarang titik x dan y. Dan jika kita periksa sebagai berikut:
a ke b lintasannya (a, e1, b) ; a ke c lintasannya (a, e1, b, e2, c) ;  a ke d lintasannya (a, e12,d) ; a ke e lintasannya (a, e11, e) ; a ke f  lintasannya (a, e11, e, e10, f) ; b ke c lintasannya (b, e2, c) ; b ke d lintasannya (b, e4, d) ; b ke e lintasannya (b, e4, d, e8,e) ; b ke f lintasannya (b, e6, f) ; c ke lintasannya (c, e7, f, e9, d) ; c ke e lintasannya (c, e5, e) ; c ke f  lintasannya (c, e7, f) ; d ke e lintasannya (d, e8, e) ; d ke f lintasannya (d, e9, f) ; e ke f lintasannya (e, e10, f) ; sehingga dengan demikian  A terhubung.
d(a) = d(b) = d(c) = d(d) = d(e) = d(f) = 4 ini artinya setiap setiap titik pada graf A berderajat genap.
Karena derajat setiap titik adalah genap, menurut teorema tersebut di atas maka A mempunyai sebuah sirkuit Euler. 
Jadi graf A di atas mempunyai  Sirkuit Euler-nya, dan sirkuit Euler-nya yaitu:
  •     Jika diberikan sembarang simple graf, sebagai berikut:G = (V, E); V = {1, 2, 3, 4, 5, 6}; E = {13, 14, 15, 16, 23, 24, 26, 35, 36, 46, 56} Apakah graf G tersebut merupakan graf planar? 

    Jawab
 
                        (c, a, b, f, c, e, a, d, e, f, d, b, c)

  •         Dept. IF mempunyai 6 kelompok kerja yang setiap bulannya masing-masing selalu mengadakan rapat satu kali. Keenam kelompok kerja dengan masing-masing anggotanya adalah: K1 = {AmirBudiYanti}, K2 = {BudiHasanTommy}, K3 = {AmirTommyYanti}, K4 = {HasanTommyYanti}, K5 = {AmirBudi}, K6 = {BudiTommy,Yanti}.



Berapa banyak waktu rapat berbeda yang harus direncanakan sehingga tidak ada anggota kelompok kerja yang dijadwalkan rapat pada waktu yang sama. Gambarkan graf yang merepresentasikan persoalan ini lalu (sisi menyatakan apa, simpul menyatakan apa) tentukan jumlah waktu rapat ini.  
Jawab :

Simpul          : menyatakan kelompok
Sisi                : menyatakan adanya anggota kelompok yang sama

Jika ada sisi yang menghubungkan 2 kelompok berarti kelompok tersebut tidak boleh rapat pada waktu yang sama.
Dapat dilihat gambar graf yang terbentuk. Untuk mencari jumlah minimum waktu rapat yang harus disediakan kita dapat menggunakan cara yang sama seperti mencari bilangan kromatis dari graf tersebut. Setiap warna yang berbeda mewakili satu waktu rapat yang dibutuhkan.
Bilangan kromatis graf tersebut adalah 5. maka waktu rapat yang harus disediakan adalah 5.
1 waktu untuk K1

1 waktu untuk K2
1 waktu untuk K3
1 waktu untuk K4 dan K5
1 waktu untuk K6

  •     Himpunan garis yang menghubungkan tiap node / vertex disebut ...

Jawaban :
Edge

Total bobot dari spanning tree tersebut adalah … (gambar 3)

Penjelasan : 


Terlihat bahwa spanning tree tersebut mempunyai total bobot 2 + 3 + 4 + 4 + 4 + 4 + 3 = 24
  • Berapa jumlah maksimum dan jumlah minimum simpul pada graf sederhana yang mempunyai 16 buah sisi dan tiap simpul berderajat sama dan tiap simpul berderajat ≥ 4 ?
Jawab:

Tiap simpul berderajat sama -> graf teratur.
* Jumlah sisi pada graf teratur berderajat r adalah e = nr/2. Jadi, n = 2e/r = (2)(16)/r = 32/r.
* Untuk r = 4, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah maksimum, yaitu n = 32/4 = 8.
* Untuk r yang lain (r > 4 dan r merupakan pembagi bilangan bulat dari 32):
r = 8 -> n = 32/8 = 4 -> tidak mungkin membuat graf sederhana.
r = 16 -> n = 32/16 = 2 -> tidak mungkin membuat graf sederhana.
* Jadi, jumlah simpul yang dapat dibuat adalah 8 buah (maksimum dan minimum).

  • Pada gambar dibawah, tentukan Derajat dari graf G, Jika order dari G = n, size dari G = e, dan banyak komponen = k, berapa Rank dari graf G? Berapa jarak maksimum atau diameter dalam graf G?


  1. Derajat dari Graf G :
Dik: Banyak ruas = 10
Derajat Graf(G) = 2 * banyak ruas
= 2 * 10
20
  1. Cara mencari Rank dari graf tersebut adalah:
Dik : n = 7
k = 1
Rank (G) = n – k
= 7 – 1
6
  1. Jarak maksimum pada graf tersebut adalah 3 yaitu dari A ke G, B ke G, C ke G ataupun sebaliknya.
  •       Jika diberikan sembarang simple graf, sebagai berikut:G = (V, E); V = {1, 2, 3, 4, 5, 6}; E = {13, 14, 15, 16, 23, 24, 26, 35, 36, 46, 56} Apakah graf G tersebut merupakan graf planar? 


Jawab :
G = z(V, E); V = {1, 2, 3, 4, 5, 6}; E = {13, 14, 15, 16, 23, 24, 26, 35, 36, 46, 56}Dari himpunan graf dan ga mbar d iperoleh:V = 6; E = 11; dan F = 7 sehingga V – E + F = 2 (terbukti)



  •        Sebutkan 3 bentuk graf yang bukan merupakan graf planar (setiap graf hanya bolehdisebutkan dengan istilah yang Anda kenal, bukan dalam bentuk representasi graf: himpunangraf, matriks adjacent, ilustrasi graf).

Jawab :


K5,K3,3, dan graf tidak terkoneksi.

  •      Gambarlah sebuah graf sederhana yang dapat di bentuk dari 4 titik {a,b,c,d} dan 2 garis.


Jawab :

Sebuah garis dalam graf sederhana selalu berhubungan dengan 2 titik.Oleh karena ada 4 titik,maka ada C(4,2) = 6 garis yang mungkin di buat. Yaitu garis – garis dengan titik ujung {a,b},{a,c},{a,d},{b,c},{b,d},{c,d}.
Dari keenam garis yang mungkin tersebut,selanjutnya dipilih 2 garis diantaranya.jadi ada C(6.2) = 15 buah graf yang mungkin di bentuk dari 4 buah titik dan 2 buah garis.

  •        Carilah Pohon rentang dari setiap graf –graf pada gambar di bawah inidengan menghapus jalur – jalur dalam sikel

         Jawab :


Kita hapus jalur ab untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur bc untuk merusak sikel b,c,e,b
Kita hapus jalur db untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur be untuk merusak sikel b,c,e,b
Kita hapus jalur ad untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur ce untuk merusak sikel b,c,e,b
Kita hapus jalur ab untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur ec untuk merusak sikel b,c,e,b
Kita hapus jalur bd untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur ec untuk merusak sikel b,c,e,b
Kita hapus jalur ad untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur bc untuk merusak sikel b,c,e,b
Kita hapus jalur bd untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur bc untuk merusak sikel b,c,e,b
Kita hapus jalur bd untuk merusak sikel a,b,d,a dan jalur bc untuk merusak sikel b,c,e,b